6.4.10

my own grave

Hari ini aku bersiap diri. Memakai setelan baju hitam dan celana panjang hitam. Bukan untuk ber-valentine, tetapi untuk datang ke acara pemakaman. Pemakaman seorang sahabat, yang sangat dekat denganku. Seorang sahabat yang mungkin tidak akan pernah dapat kutemukan lagi pada diri orang lain. Seorang sahabat yang mau menerima apa adanya diriku. Sebuah permata yang sangat berharga, di masa sekarang ketika materi menjadi sebuah ukuran suatu hubungan.

Bersama dengannya, beban yang kusandang terasa lebih ringan, hari-hari terasa lebih indah, lebih cerah. Dia yang selalu membuat aku merasa optimis dan positif, meski sebenarnya aku adalah seorang yang selalu negatif dan pesimis. Aku tak tahu, apa yang akan terjadi setelah aku kehilangan dia. Apakah aku akan terus bertahan seperti ini, apakah aku akan kembali menjadi seorang yang negatif dan pesimis?

Aku segera beranjak pergi. Bersama dengan orang-orang yang memiliki tujuan sama denganku, aku berbaur. Dan ketika upacara selesai, tinggal sebuah nisan bertuliskan sebuah nama. Namaku sendiri.

dan bila esok tak lagi ada aku di sisimu

ketika tersadar dari lamunanmu, dan kau temui bayang semu hadirku, kenangkan semua yang terbaik yang pernah kita urakan, dari segala keruwetan persoalan. ketika membuka kedua matamu, jangan pernah menyesal dan kecewa, petik dan nikmati saja apa yang telah kita dapatkan, yang terbaik ataupun yang terburuk. dan bila esok tak lagi ada aku di sisimu, jangan takut, kau takkan selamanya seorang diri