14.8.13

Pagi



                  - yang ke sekian

Bulatan berwarna merah menyala,
dari puncak Gersapi menghirup pagi,
basah embun di ujung rumput,
dan pucuk nyiur diam memaku,
tak ada kesiur angin

Gerombolan sapi memamah rumput,
sebidang aspal membentang timur-barat,
membelah tanah menunjuk arah,
warung legen dan siwalan tergolek sepi,
tak ada yang lewat sepagi ini

Kicau burung riang di telinga,
lupa ketika subuh tadi mushola berkirim salam,
seorang lagi tetangga yang mati,
hari ini

14.8.13

13.8.13

Masa Tua




Sebuah ruang yang sunyi,
kursi diam di depan televisi,
menunggu sesiapa datang berkunjung,
di saat gerah ataupun mendung.

Sepasang kekasih duduk berdua,
rambut putih kulit berkerut,
menunggu sesiapa datang berkunjung,
di waktu siang ataupun larut.

: Akankah kau dan aku sampai di sana?

13.8.13

12.8.13

Tongkat


Tongkat itu, ya, tongkat itu
mungkinkah milik Musa
yang membelah lautan
mejadikannya daratan
: jalan untuk kebenaran?

Ataukah itu tongkat yang lain
yang ditunggui di pinggir kali
tatkala sang guru pergi
mengaji alam, mengaji diri
: mendekat pada Ilahi?

Mungkin tongkat itu adalah
yang membantuku melangkah
sebabku: si buta yang tak tahu arah

12.8.13

Secangkir Kopi Di Pagi Ini



Beberapa miligram kafein
yang melarutkan segala pening
dan gangguan kejiwaan dirimu
di dalam secangkir kopi
yang kauhirup di sepagi ini

Lalu lamat terdengar di langit
suara lemah Thom Yorke
dari toa mushola di kampungmu
setelah semalaman mengkatamkan
baitbait syair dari kitab suci

11.8.13