sejenak
waktu beranakpinak
menjadi sajak
14.2.10
13.2.10
tentang ia yang merindukan laut
kau selalu merindukan laut. gemuruhnya yang serupa dengan dentum jantung ketika bersitatap dengan kekasih. yang selalu mengingatkanmu kembali, mengadukaduk ingatanmu waktu dulu; janji pertama untuk berjumpa. laut memang selalu menyimpan kenang. semesti rahasia yang kau tutup rapatrapat; agar hanya ia yang tahu. pernahkah kau bertanya; kemana laut membawa kepingkeping peristiwa? ia akan membawanya pulang, menyimpannya dalam pigura kaca, dan menjadikannya memorabilia; untukmu
11.2.10
tikam berkalikali
kau tikam berkalikali kepalaku. mengeluarkan otakku; bersemayamnya beragam pikiran tentang kebebasan.
tak pernah sekalipun dalam hidup, kita merdeka. sejak lahir sudah dibebani dengan tafsir dan normanorma. yang sudah lebih dulu ada; warisan purba.
perjalanan dari waktu ke waktu; membawa menempuh jalan panjang. melanjutkan peradaban, memperjuangkan kebenaran. ternyata, kita tetap terpenjara; cinta
tak pernah sekalipun dalam hidup, kita merdeka. sejak lahir sudah dibebani dengan tafsir dan normanorma. yang sudah lebih dulu ada; warisan purba.
perjalanan dari waktu ke waktu; membawa menempuh jalan panjang. melanjutkan peradaban, memperjuangkan kebenaran. ternyata, kita tetap terpenjara; cinta
10.2.10
perindu
hari ini mendung menghitamkan langit
dan sebentar lagi hujan akan turun
di saat ini,
ada seseorang yang merasa sepi di tengah keriuhan
mungkin rindu
atau entah
dan sebentar lagi hujan akan turun
di saat ini,
ada seseorang yang merasa sepi di tengah keriuhan
mungkin rindu
atau entah
9.2.10
tentang ibu
I
aku; ibumu
yang mengasuh dan menjagamu
tak rindukah kau padaku?
II
'tapi kau lelaki,
bukan perempuan'
III
anakku,
tentang ibu; tak melulu
soal laki dan perempuan
aku; ibumu
yang mengasuh dan menjagamu
tak rindukah kau padaku?
II
'tapi kau lelaki,
bukan perempuan'
III
anakku,
tentang ibu; tak melulu
soal laki dan perempuan
tentang ia
adalah malaikat
tanpa sayap dipunggungnya
tanpa sayap dipunggungnya
rumah
di pinggir kali di senja yang lelah
sediakan sebentar waktu untuk singgah
menunduk kepala
meresap jiwa
ketika angin kemarau melagukan asma-nya
dan bau surga menyengat sadar kita
sediakan sebentar waktu untuk singgah
menunduk kepala
meresap jiwa
ketika angin kemarau melagukan asma-nya
dan bau surga menyengat sadar kita
Subscribe to:
Posts (Atom)