28.4.23

Sebab Ini Tentangmu


Image by Larisa Koshkina from Pixabay


Tak ada yang perlu dicemaskan

selagi embun masih menitik

di ujung daun pagi.


Sebab ini tentangmu

kebaikan yang sempurna

bagai cerah cahaya.


Tak ada yang patut disembunyikan

kebahagiaan telah datang

sinar yang terang.

15.4.23

Aku Benci Segala Hal Yang Kubenci

Image by Gordon Johnson from Pixabay


Aku membenci segala hal yang kubenci, tapi 

walaupun demikian, bukannya tidak ada 

hal yang kusuka.


Aku menyukai segala hal yang kusuka, tapi 

walaupun demikian, bukannya tidak ada 

hal yang kubenci.

9.4.23

Dalam diriku

Image by Anastasiya Babienko from Pixabay 



Dalam diriku; ada gairahmu yang menantang hidup, tegar melintas hadangan di setiap perjalanan, tenang menghalau ombak yang menghantam laju kaki melangkah. kasih yang kauberikan menenangkan setiap datang gejolak, meredam hawa amarah yang kadang melipat logika. 

Dalam diriku; rindumu yang tak pernah lunas terlampiaskan, menggusur arus ketidakyakinan di depan. dan, bersamamu adalah takdir sekalian harapan

1.4.23

Masihkah Kau Mau


Ketika yang tanggal
lebih banyak daripada yang tinggal
masihkah kau mau bersamaku
menunggu tiba jingga senja? 

Ketika bau balsam
menyamarkan tubuhku yang asam
masihkah kau mau menemaniku
menghitung waktu berapa lama? 

: saling mendekap
  dengan tatap yang rabun.

Image by Tumisu from Pixabay


28.3.23

Apa Yang

Gambar oleh Anrita  dari  Pixabay 



apa yang diceritakan hujan ketika menyambutmu datang. 
dari tempat yang jauh menuju dunia yang asing: kepadamu. 

apakah akan segera dengannya menyembuhkan luka yang diderita, 
menguapkan kesedihan yang didera. 

apa lagi yang disisakan oleh hujan semalam, 
yang mengaburkan matamu dari memandanginya, 
menggigilkan diri hingga buatmu ingin memeluknya. 
 
apakah dengan segera akan terhapus bekas isak tangisan, 
akan terurai segala kekuatiran, 
tentang sesuatu yang kau sendiri tidak mempercayainya 

mungkin, harus demikian segala hal menemukan bentuknya, 
dengan segala benturan yang mendahuluinya. 

Oct 21, 2022

26.3.23

Pengagum Rahasia Ivy

Sejak lahir ia telah tinggal dalam tempurung itu. Ia sudah merasa tepat berada dalam tempat yang paling nyaman untuknya, paling aman untuknya. Tak pernah terlintas sedikitpun dalam pikirannya untuk pergi dari situ, meski tempurung itu sudah compang camping, retak di sana-sini. Ia tetap senang berada di situ.

Suatu hari, ketika ia sedang berjalan-jalan di sepanjang pematang sawah, ia melihat sesosok manusia -yang menurutnya- sungguh indah. Sosok perempuan, perempuan yang indah. Lalu, tak seberapa lama ia pun tahu bahwa perempuan itu bernama IVY, dan tinggal bersama kedua orangtuanya di ujung desa di pinggiran areal persawahan ini.

Tak perlu waktu lama untuk menyadari bahwa ia sudah jatuh cinta pada perempuan itu. IVY.

Ia pun berpikir keras untuk menemukan cara agar ia dapat terus selalu memandang wajah IVY, selalu mendengar senandung IVY, selalu berdekatan dengan IVY. 

Selama seminggu penuh ia tidak keluar dari tempurung rumahnya. Berpuasa, bersamadi. Hingga akhirnya ia memutuskan untuk migrasi.  Ia akan pindah beserta tempurung rumahnya ke dekat rumah IVY.

Beberapa waktu kemudian, pindahlah ia dengan menggotong tempurung rumahnya itu. Ia lalu menggotong pelan-pelan dan hati-hati sekali tempurung itu. Ia tak ingin jika tempurung itu nanti rusak. Ia sangat menyayangi tempurung rumahnya itu.

Sebulan waktu yang ia perlukan sampai ia benar-benar secara 'resmi' pindah ke tempat barunya. Dan dari tempat barunya itu, ia bisa dengan leluasa memuaskan keinginannya untuk selalu berdekatan dengan IVY.

Pernah satu hari ia bermimpi, duduk berdua berdampingan bersama IVY di sebuah pesta yang sangat meriah, di mana mereka berdua yang menjadi pusat dari segalanya. Akan tetapi, kokok ayam telah membangunkannya dari mimpi itu. Sejak itu ia berkhayal agar mimpi itu menjadi kenyataan.

Sudah tiga bulan ini, ia selalu diam di depan tempurung rumahnya. selalu memandang IVY yang berangkat dan pulang sekolah, memandang IVY yang belajar mengaji, dan lain sebagainya yang IVY kerjakan di luar rumah. Ia baru akan masuk ke dalam tempurung rumahnya ketika pintu rumah IVY sudah ditutup dan lampu dipadamkan.

+++

bunga ivy (google)

Suatu pagi, seperti biasa, ia sudah berada di depan tempurung rumahnya. Ia menunggu IVY berangkat sekolah. Tetapi sampai siang, yang ditunggunya tak kunjung lewat, hanya bapak dan ibu IVY saja yang pergi keluar. Ke pasar atau ke sawah.

Sampai tiga hari lamanya keadaan itu berlangsung dengan cara yang sama. Tak sabar, ia pun mencari informasi mengenai keberadaan IVY. Ia tak ingin terjadi apa-apa dengan IVY, ia sangat mengkhawatirkan IVY.

Lalu, diperolehnya informasi bahwa ternyata IVY sudah pindah sekolah ke kota. Dan di sana, IVY tinggal bersama kedua paman dan bibinya.

Menanggung derita cintanya, ia pun dengan membawa serta tempurung rumahnya memutuskan untuk menyusul IVY ke kota. Mencari perempuan yang telah memesona hatinya, perempuan yang telah menjerat cintanya.


14.04.09

6.3.23

Nafas


ada yang berjejal di dalam ingatan

saling berebut ingin terlampiaskan

di tengah cuaca yang gerah 

beribu keinginan bisa menyulut amarah


meredalah reda segala kesah

segarkan tubuh ini sejenak

lepaskan penat yang tak mau beranjak

lalu lupakan setiap pilu kisah


dan bernafaslah denganku

menjadi satu dirimu


19.11.17

22.1.23

Bronis


Kaubuat kue brownies warna hitam

yang terbaik yang pernah kauhasilkan

sewaktu kau angkat ada sisa adonan

yang menempel di permukaan loyang


: sepertiku yang tak pernah bisa jauh darimu


1.3.17