30.12.16

Kepada Siapa

Kepada siapa rindu ini akan sampai
angin kemarau di antara ranting kering
rekah tabah hamburkan debu-debu
di mana segala tanya ini akan usai?

Kepada siapa rindu ini akan sampai
embun pagi bercampur rintik hujan
tanah basah dan kodok sawah
hendak ke mana terbawa risau ini?

Jika hati yang menanti sedang galau
bersegera mencari tempat bernaung
dari segala goda dia berlindung
menunggu kekasih datang menyanjung

5.12.16

Membaca Peta di Tubuhmu



berulang kali kulalui jalan yang sama
semak perdu dan belukar di pematang
serta onak duri yang menghadang

mencoba merengkuhmu adalah ujian
bagi setiap kesabaran yang kauletakkan
di sisi-sisi jalan yang ada di hadapan

namun tak pernah selesai ini perjalanan
mungkin kaulupa atau memang sengaja
tak meninggalkan isyarat atau tanda-tanda

: untuk bisa kubaca

24.11.16

Bougenville

bougenville merah jambu
di teras rumah ibu
ada semburat sendu

hujan yang lama tak datang
membawa anganangan terbang
masa silam jauh melayang

kicau burung di dahan randu
semilir angin bertiup lalu
lantunan nadanada syahdu

mungkin demikianlah rindu
tak perlu kata dan bujuk rayu
cukup kau dan aku saja yang tahu

Rumah Ibu

tiga kamar tidur, dua kamar mandi dan dapur. tak ketinggalan adalah ruang tamu, ruang keluarga dan mushola. demikianlah rumah ibu didesain sedemikian rupa. untuk menampung semua kenangan dan juga residu pertikaian, yang pernah ada di antara kami semua.

rumah yang hanya ramai ketika lebaran tiba, setelah berbulanbulan sebelumnya seperti tak bernyawa. adalah rumah ke sekian, sementara yang lain terpaksa ditinggalkan. agar lebih dekat dengan sanak saudara alasannya. hanya sesekali kami kunjung ke rumah yang lain, untuk menghirup memori yang mungkin masih membekas di dalam batin.

16.11.16

Dekap

selalu saja ada yang tersisa
di antara lelap dan senyap

: percakapan kecil tanpa kata

6.11.16

Amnesia


ingatkan selalu aku
untuk tetap mencintai
di setiap saat di setiap kapan
agar tak melupakan

6.11

5.11.16

Yakin Padanya

Seberapa jauh kakimu melangkah
janganlah pernah menjauh darinya
meski banyak terhadang masalah
hadapilah dengan percaya

Jangan pernah berpikir untuk berpaling
buatlah cintamu tak bergeming
menuju dan tetap hanya kepadanya
sepenuh hati berharap kasihnya

Yakinlah dia yang paling setia
menerimamu apa adanya
mendengarkan segala keluhan
sekalian memberikanmu harapan

23.9

31.10.16

Apakah Itu Kamu, Sayangku?

menghadap matahari dari balik jendela kamar, dan bau obat [anti] nyamuk bakar yang semalaman memenuhi rongga paruparu. sisasisa embun masih terlihat di rerumput dan permukaan daun, juga terdengar kicau emprit dan burung lain bersahutan. udara pagi yang masuk melalui kisi jendela cukup menyegarkanku, sedangkan kepalaku agak sedikit pusing sebab terbangunkan karena ada suara yang memanggil dalam mimpiku. apakah itu kamu, sayangku?

30.10.16

Kesunyian

kesunyian ini membuatku takut
seperti akan kehilanganmu
di dalam saat-saat yang kalut
hanya denganmu bisa menenangkanku

dalam cermin kadang kulihat dirimu
tersenyum manis dan merayu
selalu kucoba untuk memelukmu
namun waktu tak pernah berpihak padaku

akan kepada siapa kusampaikan
rasa rindu yang menyesakkan dada
meski hanya bayangmu di pelukan
di sedikit masa dan kesempatan yang tersisa

9.12

28.10.16

Kekalahan

kadang aku harus memikirkan kekalahankekalahan yang
pernah kuterima, lalu menyimpannya dalam wadah kaca

agar kelak ketika nafas masih tersisa, aku dapat dengan leluasa
mengenangkannya

kemudian dengan segenap kekuatan yang ada, akan kubawa
berlari pedih perih semua

dan kusampaikan kepada engkau di sana, bahwa keadaan ini
mesti dikabarkan

tak ada lagi waktu untuk mengaduh, atau menciptakan
lariklarik kata penuh keluh

biar semua segera berlalu, seperti sang bayu menghempaskan
debu

18.4.16

25.10.16

Sejak


sejak kapan hujan diciptakan
lalu menjadi semacam kelambu
agar air mata yang diteteskan
tiada orang lain yang tahu

26.1

23.10.16

Asap

bayibayi bertumbangan
menghirup pekat asap
dari hutan yang dibakar
: api ketamakan

dan kami masih sibuk menghitung musim
berapa lama lagi pemakaman ini?

26.1

15.10.16

Rindu dan Secangkir Kopi

Siapakah yang paling rindu,
di antara yang menunggu.

Kursikursi menyisakan sepi
dan secangkir kopi
yang menggigil sendiri

19.9

14.10.16

Pagi dan Orang-Orang di Jalan

wajah wajah penuh amarah menyesaki jalanan, laju kendaraan seperti anak panah melesat dari busurnya, cepat seperti kilat ditimpali suara deru mesin yang memburu

orang orang berusaha menyingkat jarak, dengan memperpendek waktu tempuh di tuas tangan, mengejar impian setinggi apapun, dan akan dapat didekap entah sampai kapan

masing masing sibuk dengan pikirannya, sedikit mendung tak pernah menjadi persoalan, sebab keinginan untuk sampai di tujuan adalah yang terlintas, bahkan jika mungkin segera mencari jalan pintas

akan sampai di mana nanti tempat pemberhentian, mungkin di persimpangan akan ada yang saling berebut, untuk menjadi yang pertama memasuki pintu, lalu segera baringkan tubuh di peristirahatan

12.9

Kopi

aroma kopi yang tercium kali ini
menceritakan celaka yang kaualami
kekasihmu telah menjauh pergi
menyisa kenang dan luka diri

pekat hitam di cangkirmu
adalah gambaran perjalanan
yang lama telah kautempuh
dalam gelap ataupun benderang

14.9

3.9.16

Mushola

di rumahmu,
kami belajar membaca
huruf dan angkaangka

lalu dengan tergesa
mencoba memaknainya
seolah yang paling bisa

namun hingga renta usia
masih saja terbatabata
: mengeja tetanda

1.9

1.9.16

Memilah Kenangan

setiap pagi kami rajin menyambangi tetanaman yang tumbuh di belakang rumah, mengelap daun yang basah embun, sambil bercakap tentang harga sayur di pasar desa.

dengan telanjang kaki kami menapaki tanah kelahiran, dan sekaligus pemakaman. sementara cahaya menerobos di sela rumpun bambu, seperti harapan baik hari ini.

untuk sejenak lalu kami saling berpandangan, mengingat betapa jauh perjalanan yang telah dilalui. di setiap kesenangan selalu terselip kekecewaan, di setiap kebahagiaan selalu tersisa tangisan

kami tak sempat lagi memilah kenangan mana yang akan kami simpan, untuk dijadikan hiasan yang digantungkan di dinding kamar. agar nanti siapa saja akan dapat mengingat, betapa banyak cucuran darah dan keringat, yang tumpah dalam kisah ini

26.5

Pergi, Hilang, Harapan

yang pergi,
tiada akan kembali.
tunas baru telah lahir,

hari baru telah hadir

yang hilang,
tiada akan datang.
bening embun di dedaunan, 

pendarkan cahya berkilauan

harapan yang telah dituliskan.
tetap di dalam mimpi yang semalam.
menunggu setia untuk diwujudkan

7.5

Ruang Tamu

di ruang ini
kabar duka dan suka berganti singgah
sebelum akhirnya memenuhi rumah

tapi kami tak pernah berhitung
siapa nanti yang lebih beruntung

kadang suasana pun menjadi murung
ketika gelap mendung mengurung

4.5

29.8.16

Luka

lukaluka yang menganga
di tubuh yang terkapar tak berdaya
adalah sebuah catatan sejarah
yang tak akan mungkin kaulupa

di sanalah segala hal tersimpan
yang buruk dan memalukan
yang menyisakan tawa terbahak
menjadi semacam penanda jejak

sesiapa yang pernah kautinggalkan
selamanya akan tetap diingatan
sesiapa yang telah kaulukakan
akan tetap ada menjadi bayangan

kemanapun kau akan berlari
ke lorong gelap yang dingin dan sunyi
selalu saja menghantui
dirimu yang sendiri: memanggilmanggil sepi

29.8.16

19.8.16

Pagi Subuh

pagi yang subuh
tubuh masih rubuh
kekasih terlelap
katakata gagap

napas satusatu
pikiran beku
kemana berlalu
jalan hendak dituju

19.8