Showing posts with label syair. Show all posts
Showing posts with label syair. Show all posts

15.1.21

TANPAMU

perahu tak bersauh

melaju bebas ke tempat jauh

: tanpamu, mengaduh.


01/01/2021

31.12.20

AKHIR TAHUN

Tak ada petasan dan kembang api

hanya air yang deras menitik dari langit

seperti membasuh setiap luka hati

dan segera dilapangkan dari segala sempit.


[31.12.2020]




30.12.20

Kita Masih Kanakkanak Yang Sama

google.com


Adakah yang berkunjung datang ke kita, selain kenangan yang tersisa? Kita masih kanakkanak yang sama, berpisah tapi tak melupakan bertikai tapi tak melukakan. Adakah yang beranjak pergi dari kita, selain usia yang menua? Kita masih kanakkanak yang sama, maukah bersamaku menunggu senja? [Ngasem, 28/12/2020]

Satu Permintaan

Bagaimana bisa aku menjelaskan perasaan,
semua yang ada adalah tentang kesendirian
dan kehampaan.

Orangorang telah pergi menjauh dari dunia,
yang tertinggal hanyalah kekhawatiran
dan ketakutan.

Tapi ada satu permintaanku padamu:
jangan pernah menghilang dariku,
aku tak bisa tanpamu.

[29/12/2020]

Di Hadapanmu


Di hadapanmu
aku lihat sepertiku
penuh luka menganga
sarat duka nestapa.

Raga yang melayang
tak tentu arah tujuan.

Di hadapanmu
aku rasa sepertiku
keinginan terpendam
kerinduan mendendam.

Jiwa mengembara
tak tahu rimba.

Di hadapanmu
aku pikir sepertiku
melompat keluar jauh
melempar segala keluh.

Hasrat menggelora
tapi ku tak sepertiku.

[Ngasem, 25/12/2020]

29.12.20

Waktu, Kenangan


Detak detik berdentangan
mengusik tenang.

Adalah waktu yang melambatkan
setiap kenangan menggenang
di sepanjang perjalanan
menuju terang.

Deru air mata mendera
mengorek luka.

Adalah waktu yang melumerkan
segala kedukaan singgah
merebah dalam kepasrahan
: istirah.

[Ngasem, 24/12/2020]

20.12.17

Juliet



AKU tidak tahu harus bagaimana memulai cerita ini. Aku selalu kesulitan untuk mengawali segala sesuatu. Itulah sebabnya ketika bermain catur aku tidak pernah mau melakukan langkah untuk yang pertama kali. Dan agar cerita ini bisa berlanjut, ada baiknya kalian bertanya kepadaku apa yang hendak kuceritakan.
Anggap saja kalian sudah bertanya, maka segera akan kuceritakan kisah ini.


NAMANYA Juliet, dan bermacam lagi sebutan dari orang-orang untuk memanggilnya. Ada yang memanggilnya Juliet, atau Juli, atau Yuli, semua panggilan itu akan membuatnya menolehkan kepala kepadamu ketika terdengar suaramu memanggilnya.
Ada beberapa kesalahan anggapan yang sering dilakukan oleh orang-orang tentang Juliet ini. Pertama, orang akan mengira kalau Juliet dilahirkan pada bulan Juli, padahal tidak. Dia dilahirkan pada bulan Desember, 30 tahun yang lalu.
Orang tua Juliet memang gemar memberi nama pada anaknya dengan nama-nama yang membuat orang lain penasaran dan salah terka. Seperti kakak tertua Juliet yang diberi nama Noviana, yang oleh banyak orang sering dikira dilahirkan pada bulan November, atau adik bungsunya yang walaupun namanya Febri tetapi lahirmya di bulan April.
Kemudian yang kedua, membaca namanya orang pasti berpikir kalau orang tua Juliet adalah penggemar berat drama Romeo Juliet karya William Shakespeare yang terkenal itu. Atau minimal mereka adalah penggemar film Romi Yuli yang dibintangi oleh Rano Karno dan Yessy Gusman.
Jangan bayangkan perawakan Juliet akan sama persis dengan perawakan Claire Daines di film Romeo & Juliet, atau perawakan Yessy Gusman. Kalau kalian berprasangka seperti itu kujamin kalian akan mengalami kecewa berat, seperti mendapat pukulan telak, lalu down sedemikan rupa menghadapi kenyataan yang sebenarnya.
Tapi untuk mengatakannya jelek, rasanya tidak tega. Katakan saja, penampilannya biasa saja. Begitu saja, agar tidak menyakiti hatinya.


SUDAH  hampir 5 tahun, aku sekantor dengan Juliet di sebuah perusahaan penyedia jasa outsourching. Aku di bagian keamanan, Juliet di keuangan.
Dari semula bertemu ketika istirahat makan siang di warung, menjadi semakin akrab. Sehingga aku semakin tahu sisi lain dari Juliet di luar kesehariannya di tempat kerja.
Ternyata, dia pernah mengalami kegagalan dalam pernikahan yang membuatnya merasa enggan untuk dekat dengan laki-laki hingga sekarang.
Suatu kali pernah kutanya soal penyebab kegagalan pernikahannya, dia menjawab "Mantan suamiku tidak bisa mengerti diriku. Tidak mau memahami keinginan dan kebiasaanku"
"Harapanku sebenarnya dengan berjalannya waktu, dia akan menerimaku dengan segala kekurangan dan kelebihanku."
"Mungkin bagi kebanyakan orang, apa yang kulakukan dianggap aneh, tidak normal, atau bahkan dianggap gila"
"Memang apa yang kaulakukan?", tanyaku
"Sebelum berhubungan badan aku sering membakar dupa dan mandi kembang tujuh rupa. Karena aku percaya bahwa aku adalah titisan dari seorang ratu penguasa samudra"


HAMPIR tiap hari Juliet selalu mengajakku bicara. Berbincang tentang apa saja, tentang segala hal. Tapi yang paling mendominasi pebincangan adalah topik tentang dirinya sendiri
Dia ceritakan semua hal tentang dirinya. Dari soal kesukaannya berswafoto dengan latar belakang kuburan sampai kisahnya ketika ada seorang anggota kepolisian mendekatinya melalui media sosial.
Suatu pagi, ketika berpapasan di lobby sambil tersenyum Juliet menyapaku lalu bertanya “Siapa yang saat ini ikut denganku?”, sambil tangannya menunjuk pundaknya.
Karena tidak melihat ada orang lain selain kami berdua aku tidak menjawab pertanyaannya, hanya menunjukkan mimik muka yang seakan sebuah jawaban “Tidak ada”. Tapi Juliet bersikukuh mengatakan bahwa ada seseorang atau sesuatu yang saat itu sedang bersamanya.
“Kau tidak melihatnya?”, tanyanya lagi.
“Tidak”, jawabku sambil menggeleng.
“Uh! Dasar bodoh. Dia adalah Kanjeng Ratu!”, sungutnya sambil berjalan meninggalkanku yang masih terheran-heran dengan omongannya.

MASIH banyak hal yang sering Juliet ceritakan padaku, yang makin lama makin membuat penilaianku menjadi seperti penilaian kebanyakan orang kepadanya. Dan setelah kuperhatikan dengan benar-benar, ternyata hanya aku seorang saja teman sekantor yang akrab dengannya. Tak ada lainnya.

***

23.10.16

Asap

bayibayi bertumbangan
menghirup pekat asap
dari hutan yang dibakar
: api ketamakan

dan kami masih sibuk menghitung musim
berapa lama lagi pemakaman ini?

26.1

15.10.16

Rindu dan Secangkir Kopi

Siapakah yang paling rindu,
di antara yang menunggu.

Kursikursi menyisakan sepi
dan secangkir kopi
yang menggigil sendiri

19.9

14.10.16

Pagi dan Orang-Orang di Jalan

wajah wajah penuh amarah menyesaki jalanan, laju kendaraan seperti anak panah melesat dari busurnya, cepat seperti kilat ditimpali suara deru mesin yang memburu

orang orang berusaha menyingkat jarak, dengan memperpendek waktu tempuh di tuas tangan, mengejar impian setinggi apapun, dan akan dapat didekap entah sampai kapan

masing masing sibuk dengan pikirannya, sedikit mendung tak pernah menjadi persoalan, sebab keinginan untuk sampai di tujuan adalah yang terlintas, bahkan jika mungkin segera mencari jalan pintas

akan sampai di mana nanti tempat pemberhentian, mungkin di persimpangan akan ada yang saling berebut, untuk menjadi yang pertama memasuki pintu, lalu segera baringkan tubuh di peristirahatan

12.9

5.11.15

Hujan Yang Kemarin

Hujan yang kemarin datang, ketika rindu sudah di awang-awang, dapatkah menghalau sepi, yang selalu hadir di dalam mimpi.

Di saat malam sendirian tanpa rembulan, hati seorang gadis telah jauh berjalan, melajukan rindu yang membayang, kekasih yang lama tiada pulang.

7.9.15

Aku Datang

kembali aku datang
bukan untuk berperang
pedang telah lama kusarungkan
dendam telah jauh kutinggalkan

kepadamu aku berharap
menghirup segar udara
di antara rimbun cemara
dan sunyi senyap

lalu akan kaubuka pintu
untukku bisa masyuk bersamamu
bercerita tentang wangi kembang
dan kerlip cahaya kunang-kunang

ijinkanku istirahat dengan tenang
dengan janji yang telah kulunaskan
agar tiada lagi hutang
yang kelak diminta pertanggung jawaban

Apa Kabarmu?


apa kabarmu, di sana?

masihkah kabut tebal menyelimuti tubuhmu, melindungimu dari kegelapan yang datang, meski hari telah cukup terang?

masihkah suara bising sepiker mushola mengganggu pendegaranmu, hingga kau jejali kedua telingamu dengan irama musik yang keras, dan menyamarkan suasana hatimu?

masihkah hujan datang ke kotamu, yang setiap angka dalam kalendermu selalu kaulingkari dengan tinta merah, untuk menghitung seberapa sering kemarau hadir, menghiasi hari-hari sepimu?

apa kabarmu, di sana?

semoga kau selalu diberi ketabahan, untuk menyembuhkan segala luka diri, yang belum juga terobati, meski musim selalu datang silih berganti.

Kepada Kota


mungkin aku harus berterima kasih kepadamu, yang telah memberiku udara segar untuk kuhirup saban pagi, dan kicau burung yang hinggap di rindang pohon, di sepanjang jalan menujumu.

tapi itu dulu, jauh sebelum asap knalpot memenuhi langit dengan warna hitamnya, serupa tinta mesin cetak yang tergeletak di atas meja, yang saban waktu kaupacu untuk memuaskan birahimu.

kini, hanya panas menyengat menbakar kulit yang selalu kuterima, di ujung aspal di sepanjang perjalanan pulang, tanpa sekalipun kausuguhkan minuman dingin pelega tenggorokan, setelah seharian berteriak lapang mencari penghidupan.

2015

5.8.15

Kartu Pos dan Puisi

Lebaran kemarin, iseng saya menawarkan kepada teman di media sosial tentang siapa yang mau saya kirimi kartu pos dengan tulisan puisi. Ternyata ada beberapa teman yang merespon, sehingga pada lebaran itu saya kirimi kartu pos dan puisi buatan saya.

Setelah kartu pos diterima, respon yang diberikan rata-rata menyatakan rasa kerinduan akan suasana lampau, yang sering mendapat kiriman kartu pos atau surat. Bukan seperti sekarang, yang orang dengan mudahnya mengirimkan apapun dengan melalui media digital: email, sms, bbm, atau media sosial.






Orang-Orang Pergi


di luar hujan
airnya membasahi badan
orang-orang di sepanjang jalan
membuang ingatan


mungkin ada yang sesak di sini
keadaan sudah tak bersahabat lagi
cuaca yang tak bisa diprediksi
membuat orang-orang pergi

di jalan yang panjang
kisah-kisah hilang
adakah yang patut dikenang?

17/1/15

Kaca Mata Hitam


berdiri di sini menunggumu
di antara wajah-wajah penuh keasingan
dan suara-suara sumpah serapah
yang menghambur seperti peluru
sampai kapan kesempatan akan berpihak
orang-orang masih sibuk bersajak
dan di antara segala kebisingan ini
semoga waktu akan berhenti


7.3.15