apa kabarmu, di sana?
masihkah kabut tebal menyelimuti tubuhmu, melindungimu dari kegelapan yang datang, meski hari telah cukup terang?
masihkah suara bising sepiker mushola mengganggu pendegaranmu, hingga
kau jejali kedua telingamu dengan irama musik yang keras, dan
menyamarkan suasana hatimu?
masihkah hujan datang ke kotamu, yang setiap angka dalam kalendermu selalu kaulingkari dengan tinta merah, untuk menghitung seberapa sering kemarau hadir, menghiasi hari-hari sepimu?
apa kabarmu, di sana?
semoga kau selalu diberi ketabahan, untuk menyembuhkan segala luka diri, yang belum juga terobati, meski musim selalu datang silih berganti.
masihkah hujan datang ke kotamu, yang setiap angka dalam kalendermu selalu kaulingkari dengan tinta merah, untuk menghitung seberapa sering kemarau hadir, menghiasi hari-hari sepimu?
apa kabarmu, di sana?
semoga kau selalu diberi ketabahan, untuk menyembuhkan segala luka diri, yang belum juga terobati, meski musim selalu datang silih berganti.
No comments:
Post a Comment