20.10.13

Jendela


sebuah kota terlempar dari jendela
saat kaukatupkan kedua belah mata

lalu pelanpelan ada genang
melumerkan yang semacam kenang

sejauh apa engkau memandang
hanya ranggas daun dan kerontang

kemarau ini sudah terlalu lama singgah
menguapkan segala yang merah darah

sebuah jendela yang akan selalu terbuka
: tersebab ingatan yang tak pernah jera


20.10.13

Hak Untuk Malas


tak lelahkah dirimu
melakukan hal yang sama
di sepanjang waktu
membuatmu ada

coba abaikan sejenak
kerutinan yang menghentak
santailah sebentar
redakan segala memar

mungkin dengan adamu
mereka akan mengelukan
setinggi langit dan awan
memuja dirimu

lupakan siapa engkau
pergi jauh tak terjangkau
gunakan hak untuk malas
sebelum habis dipangkas

20.10.13

Pulang


aku pulang, bersama angin dari utara
menujumu, dan tambaktambak garam
di pintu rumahmu, yang tampak beku
dan kuyu: hampa harapan

angin pula, yang membawa kembali
perahu dan ikanikan yang terkulai layu,
dan di atas perapian bertengger sebuah
tungku, sedang kautanak batubatu, untukku


17.10.13

16.10.13

Perihal Hidup


ada riwayat menggantung
pada hidup yang terkatung
lalu usia mulai melaju cepat
hingga sesiapa akan terlambat
menyadari di setiap kelokan
telah menunggu sekian pertanyaan
jangan sesali apa yang telah ditinggalkan
petik saja nilai yang muncul di permukaan
dan cermin untuk berkaca
bahwasanya hidup tak melulu derita
kemarin mungkin hujan datang tibatiba
tapi siapa yang menyangka jika pelangi ada
tenangkan saja, tenangkan saja
lamalama akan terbiasa jua


16.10.13

Memanggil Angin


siapa yang bersiul di hari siang
di tengah padang ilalang
terik mentari di atas kepala
tak terhitung lagi betapa dahaga

layanglayangku tak terbang
tak ada angin yang datang
hanya debu kapur mengusik mata
dari mesin keruk di gunung sana

tetaplah kaupanggil angin gembalaku
lalu terbangkan layanglayangku
dan basuhlah semua perih kusam
sebelum hujan memadamkan dendam

13.10.13