Lukisan Seorang Perempuan

pada matanya ada sendu yang sarat

juga kosong pandangan

mungkin sudah demikian lama berkarat

ketika rindu menjadi tak tertahankan

sebut saja namanya Magdalena

wajahnya akan menarik perhatian dengan segera

membawa serangkaian kelebat ingatan

kenangan dari masa entah kapan

dengan latar belakang yang muram

pun warnawarna tak lantas memudar

satu yang tetap tertanam

senyum kecil yang sungguh lekat

tapi sungguh sayang

dia tidak tahu namaku

meski sepanjang waktu aku terpaku

berdiri di hadapannya

23.3.14

Kepulangan

aku pulang, kembali ke tumpukan bukubuku tua, kepada almanakalmanak lama, 

dan kenangan masa silam, yang menempel di kusam dinding, pengap tanpa udara

kubuka jendela di bagian timur ruangan, semburat cahya pagi menghangatkan, 

radio transistor berdebu di atas meja, mengalunkan melodi usang yang tak terlupakan

ada bau tubuhmu di tepian ranjang, 

ketika kutatap cermin buram di sudut kamar

21.11.13

Hujan

apakah
hujan
turun
di kotamu?

lalu
dedaun
hijau
basah
pasrah
pada
musim

almanak tua
dekat jendela
dan kaleng rombeng
teman menunggu
datang senja

kuntum krisan
di pinggir pagar
adakah mulai
berwarna?

aku mulai lupa
sudah lama
sejak kaukatakan
tak menyukai bunga

mungkin usia
melaju cepat
seperti hujan
yang singgah
di halaman
rumah

19.11.13

Magdalena

dari puncak menara
kaupandang dunia
dengan jernih mata

disinar mentari
tubuhmu dihangati
selimut tipis ari

senyum hiasi
bibir di wajah
seiring doa

16.11.13

Tanah Tinggi

hamparan sawah dan ladang yang luas
sejauh memandang hijau membentang
burung terbang menembus awan kapas
tinggi gunung berdiri tegak menantang

dulu, adalah tempat permainan
berlarian dan sembunyi
di antara rindang pepohonan
bergelak riang dan suka hati

sebentar lagi mungkin tinggal cerita
tanah tinggi akan menjadi dataran yang rata
di antara deru buldozer dan asapasap
hanya tersisa bising dan pengap

15.11.13