7.2.15

Memandang Keluar

memandang keluar jendela kamar
membayangkan betapa indahnya
burung hinggap di daun yang hijau
gemericik air ngalir di sungai jernih
dan angin berhembus menyejukkan.

perlahan kubuka buku catatan
beberapa tulisan telah memudar
tentang kisah-kisah yang diabadikan
sejarah yang terjadi di tanah ini
di waktu yang telah lampau.

suara mesin yang bising di telinga
membuyarkan semua gambaran
cerita indah masa yang silam
hanya sebuah kenangan yang tertinggal.

orang-orang tak lagi saling mengenal
setiap pandangan terhalang tembok yang tebal
kepercayaan telah jauh pergi meninggalkan
semua tenggelam dalam keterasingan.

7.2.15

Mungkin

mungkin sudah garis nasib
pertemuan dan perpisahan.
air mata menetes dari langit
melahirkan kemenangan
sekaligus kekalahan.

lalu kau mulai menghitung
jarak yang mesti ditempuh.
ketika malam menjadi kian gelap
dan orang-orang telah lelap
burung mengirimkan tanda
untukmu segera pergi.

kepada siapa luka yang dalam
rapat kau sembunyikan.
penyair tua yang mabuk
sibuk menghabiskan umur
di kamar penuh buku dan debu.

7.2.15

Beginilah Kita Akhirnya

beginilah kita akhirnya
berdua di depan jendela
anak kecil pulang bermain
daun kering tertiup angin

matahari tenggelam
burung terbang pulang
angan-angan melayang
menjemput malam

ke mana akan pergi nanti
ketika hasrat sudah tiada
mungkin akan segera tiba
waktunya untuk berhenti

21.1.15

Bersamamu di Kedai

secangkir kopi di hadapan
sendiri menggigil kedinginan
kisah muram di genangan
di sudut kedai kesepian

asap kretek di udara
adalah teman yang setia
membuatmu merasa bahagia
sesaat, membuatmu lupa

kekasih-kekasih yang pergi
puisi yang tak selesai
lampu baca yang redup
dinding kering dan kosong

ke mana lagi kau akan lari
apakah kau akan terus sembunyi?

17.1.15

Pagi di Sini

hujan yang gerimis menyambutku
airnya membuat tanah menjadi basah
sesaat ketika terbangun dari tidur
tanpa ada satupun mimpi yang singgah

udara segar menyelusup ke paruparu
kicau burung bersahutsahutan
cahaya mentari bak gadis pemalu
menyeruak pelan dari balik hutan

apakah demikian juga yang ada
pagi milikmu seperti di sini
ataukah mungkin sudah tak lagi
kau kenali wajahmu sendiri?

6.1.15

Tubuhku

tubuhku gugusan batubatu
di tebing curam kering sungai
di mana kau sembuyikan
kisah haru masa silam

di seberang adalah lebat hutan
tempat mencari suaka perlindungan
dari setiap bahaya yang datang
di waktu kering ataupun hujan

6.1.15