30.7.13

sejumlah puisi di kompas.com, 20 januari 2013


JALAN HIDUP
Tak ada cahaya di langit malam ini
hanya bunga api berkilat sesekali
tangis bayi yang menunggu suapan ibu
dan deru roda menggilas nasib burukmu

Segelas anggur yang manis di mulut
adalah jalan menuju pusat semesta
yang selalu kaucoba untuk mendapatkannya
meski mungkin seturut maut

Kehinaan dan ketenaran berjalan beriring
seperti para pelayat yang berdiam muka
di depan keranda dan doadoa
ketika tibatiba mata berpaling

Lalu apa yang dicatatkan pada buku amal
adalah kesiaan yang kaulakukan
mengulang segala tanya dan airmata
tanpa pernah tahu untuk apa

Hujan yang datang membasahi tubuhmu
mengaburkan luka dan tangis di wajahmu
bersukalah kaudapat rasa itu
meski kadang perih selalu hampirimu

Ada yang datang, ada yang pergi
demikianlah janji yang mesti terlunasi
tak perlu sesal dan ratap diri
terima saja nasib dan nikmati

-des12

POTRET DIRI
Aku tertunduk
terduduk sendiri
di bangku sepi
pada angin mati
terbayang segala
kegelisahan yang ada
dalam setiap langkah
yang terayun tertatih
mungkin aku sudah kalah
tercekam dalam penjara
idealisme yang terbuang
keinginan yang terkalahkan
apakah masih sanggup aku
tercenung di depan meja
sementara yang ada hanya
piring dan gelas yang sunyi
lalu harus kemana kuarahkan
pandang mata yang kosong
ketika tubuh mulai lemah terkulai
dan darah seakan sudah henti
luka ini begitu menganga
mengabarkan semua peristiwa dusta
yang dilakukan dengan sengaja
atau sekedar berpura-pura
mestinya tidak demikian menjemput ajal
bukankah pemakaman adalah sebuah pesta
yang patut untuk dirayakan?

2012

LAMPU JALAN DAN SEEKOR ANJING
Ia berdiri dalam kesendirian
menunggu kesepian
di bawah lampu jalan

Di trotoar berubin petak marmer hitam
ia mencoba berjalan melemaskan badan
sambil menghitung berapa lama menghabiskan
waktu yang telah terlewatkan

Ada sedikit harapan
yang ditunggunya akan datang
ketika sebuah mobil melaju pelan

Ia mencoba mengingat
kapan terakhir bersepakat
untuk bersama menghabiskan malam
berdua dengan berjalan-jalan di taman

Kadang ia sungguh merasa bosan
menunggu dibatas kesanggupan
namun dengan penuh keyakinan
ia akan melunaskan apa yang dijanjikan

Lamat-lamat ia mendengar gumam
nyanyian kidung puja-puji mengalun merdu
tak terlampau jauh dari telinganya yang panjang
dan sebuah berkah yang tak terkirakan
: kekasih yang datang membawa senyuman

2012

DAN SEGALA HAL TERLUPAKAN
Dan di antara lembar kertas yang terlupakan
abjad berloncatan di sepanjang perjalanan
kesunyian telah menjadi tabir yang menyelimuti
mengabadikan kebekuan pada seluruh situasi


Kini, engkau mulai mempertanyakan tentang kemerdekaan
seperti kemenangan yang sudah lama kaurindukan
janji dan garansi yang terlalu banyak disampaikan
tak satupun dapat kautemukan,
hilang tak berbekas di simpang jalan


Di mana getar hati ketika kekasih hendak pergi
demikianlah isi kepala yang setia menggerogoti
lalu angin senja berhembus dengan kencang
dan segala hal menjadi dengan gampang terlupakan

2012

RINDU:BATU
Ada rindu yang datang dari batu-batu
yang berserak tak tentu
yang akan membawamu ke rumah
untuk sebentar singgah
atau ziarah

Lalu ia jatuh pada kedua matamu
menjadi kenangan pada ibu
kepada semua kenang yang bermukim
dan berlindung di segala musim
: Ibu yang kau rindu
  di sepanjang hayatmu

2012

AKHIR BULAN KE SEMBILAN
Daun jati gugur di sungai yang kering
akhir bulan ke sembilan tahun ini
dan hujan belum juga turun membasahi tanah
pohon-pohon meranggas rontok daun
rumput kering, berwarna pucat kuning
mata air sudah sekarat

Tak ada lagi gunung-gunung
tak ada lagi burung-burung
angin pun seakan sudah enggan berhembus
meski hanya untuk sekedar membasuh keringat
di wajah yang lusuh

Musim ini kami tidak panen
kemarau membakar habis lahan pertanian
sementara irigasi tak lagi berfungsi
karena tak ada air yang mengalir

2012

No comments:

Post a Comment