Berikut sekilas tentang Yayasan Lembayung sebagaimana dikutip dari apa yang disampaikan oleh Winahyu Widayati (Pendiri sekaligus Ketua Yayasan Lembayung Kalinyamatan) tentang awal mula dan sejarah berdirinya Yayasan Lembayung. Silakan disimak.
Ide membuat rekor MURI yang digelar oleh Lembayung Production pada tahun 2004 adalah hasil bincang-bincang mas Nur Hidayat, Rini dan saya. Singkat cerita, kala itu kami ditantang mas Nur untuk membuat rekor muri, guna meramaikan pasar kerajinan yang waktu itu mas Nur, dkk yang dipasrahi untuk mengelola. Kemudian terbentuklah nama Lembayung Production sebagai bendera/ EO yang akan kita pakai untuk mengusung rekor MURI yang berkaitan dengan lampion/ impes.
Nama Lembayung sendiri adalah hasil kesepakatan saya dan Rini. Berdua kami berdiskusi bahkan berantem karena mempertahankan ide masing-masing tentang bentuk acara, hingga menjadi sebuah proposal. Dalam prosesnya kami dibantu oleh Solikhul Huda dan kawan-kawan dari Sanggar Kreatif, juga kawan-kawan yang tinggal di sekitar Kalinyamatan. Alkhamdulillah, rekor MURI bisa kami buat dengan dukungan penuh dari Pemkab Jepara yang waktu itu bupatinya masih pak Hendro Martojo, dan warga Kalinyamatan sebagai arak-arakan pembawa lampion terpanjang. Peserta arak-arakan mencapai 3.000 orang lebih pada waktu itu.
Tahun berikutnya, karena tidak mungkin lagi menggelar rekor MURI, kami menggelar pesta baratan, dengan iring-iringan Ratu Kalinyamat dan dayang-dayang (yang merupakan ide dari ibu Dyah Hadaning, seorang seniman wanita dari Jepara yang tinggal di Bogor), dengan di belakangnya diikuti oleh anak-anak pembawa lampion/ impes perwakilan dari desa-desa di Kalinyamatan. Alkhamdulillah, Pesta Baratan dapat terus berlangsung setiap tahun hingga tahun ini. Pesta Baratan vakum tidak digelar hanya 2 kali, yakni tahun 2009, karena saya harus mempersiapkan pernikahan saya yang waktunya juga di bulan Sya'ban dan tahun 2012.
Demikian penjelasan saya, selaku ketua dan pendiri Yayasan Lembayung Kalinyamatan, semoga bisa meluruskan kesimpangsiuran yang terjadi, dan semoga pihak-pihak yang mengklaim dirinya sebagai pelopor atau pembuat sejarah yang kaitannya dengan Lembayung dan Pesta Baratannya, bisa legowo dengan sejarah yang tidak mungkin diubah. Mohon bantu share agar sampai ke pihak-pihak yang belum paham sejarah Lembayung.
Kita berkarya, maka kita ada.
Ttd.
Winahyu Widayati
Salam knl ya
ReplyDeleteDi tunggu kunjungannya
https://tintalombok.blogspot.com