Kau Tak Pernah Lagi Menulis Puisi
sejak berapa lama, awan mengabut di beranda, anakanak kecil
bermain pasir hitam di halaman, sisa material pembangunan mushola di samping
rumahmu
secangkir kopi hitam yang pekat, asap kretek menyamarkan kerut wajahmu, mata
menerawang jauh: tak ada suara, bahkan angin tak bergerak
barangkali kau sudah lupa, untuk menangisi nyeri hidupmu, dengan sebaris puisi
10.11.13
No comments:
Post a Comment