"This
is the end, beautiful friend.
This is the
end, my only friend, the end"1
^^
Sudah
bertahun-tahun aku merasakan sakit di kepala. Pertama-tama kupikir ini adalah
sakit kepala biasa, tapi lama kelamaan ternyata rasa sakit ini menjadi luar
biasa. Tidak hanya ketika aku sedang memikirkan sesuatu, tapi juga ketika aku
sedang tidak memikirkan apa-apa. Entah. Aku tak tahu apa
sebenarnya sakit yang kuderita ini. Pun dengan namanya, aku tak tahu. Tapi,
semakin lama rasa sakit ini semakin menekan. Tak peduli di saat apa pun. Kadang
datang di saat aku sedang tidur, hingga membuat aku terjaga di tengah tidurku
di tengah malam seperti "baru saja" bermimpi buruk. Tapi kadang juga
datang di saat aku sedang mengerjakan sesuatu. Pernah aku sampai harus
membanting Gibson-ku, gara-gara
rasa sakit itu datang ketika aku sedang menggarap lagu untuk albumku yang akan
datang.
Kadang aku berpikir, apakah ini adalah karena
begitu beratnya tekanan yang aku terima sebagai akibat dari meledaknya "Nevermind", sehingga job untuk
pentas selalu datang, tidak pernah berhenti dari satu kota ke kota yang lain,
dan membuat aku tak sempat lagi untuk beristirahat secara total? Atau ini
adalah sebuah kutukan, karena ternyata kakek dari kakekku dulu pernah mengalami
hal seperti ini? Entah.
Jujur, aku sudah bosan bahkan muak dengan segala
puja-puji dari semua orang karena meledaknya albumku. Bukan apa-apa, hanya aku
merasa dengan itu semua membuat aku tidak bisa bebas lagi melakukan hal-hal
yang kusenangi. Aku tidak bisa bebas lagi berjalan-jalan tanpa ada orang-orang
yang mengerumuniku. Bahkan setiap aku melakukan sesuatu, pasti ada yang akan
bilang,"Hei! Jangan lakukan itu! Itu tidak pantas untukmu! Itu akan
mempengaruhi imejmu nanti!". Begitu dan seterusnya. Aku
hanya diam saja, sambil dalam hati membatin,"Persetan dengan segala macam
imej!".
Aku
merasa tidak pantas untuk mendapatkan puja-puji tersebut, karena apa yang kulakukan
itu adalah hanya karena untuk menyenangkan hatiku saja. Aku tidak peduli apakah
orang lain akan senang atau tidak. Kalau sekarang aku dianggap sebagai
pahlawan, itu adalah kesalahan mereka. Kenapa mengganggapku sebagai pahlawan
atau dewa?
^^
Aku
ingat, waktu perayaan ulang tahunku yang ke 17, aku marah dan menyuruh
orang-orang untuk berhenti dan tidak usah menyanyikan lagi lagu "Panjang
Umur".
Mereka bertanya,"Kenapa ?".
Aku menjawabnya,"Aku tidak ingin panjang umur!
Aku ingin mati di saat usiaku 27 tahun!".
Mereka bertanya lagi,"Kenapa?".
"Karena aku ingin seperti
pahlawan-pahlawanku", jawabku.
"Siapa
mereka?".
"Jim
Morrison, Jimi Hendrix, Janis Joplin".
"Oh!
Dasar orang gila!", begitu kata orang-orang itu.
Aku
juga benci Chairil Anwar. Karena aku tidak suka dengan satu baris kata dalam
puisinya, “..Aku ingin hidup seribu tahun lagi3..”.
Kadang aku heran pada Chairil, apa yang dipikirkannya pada waktu dia menulis
baris itu. Apa dia mau, hidup sampai tua dan penyakitan? Dasar!!
Bila
sudah mulai bosan dengan apa yang ada di hadapanku, aku akan melarikan diri ke
candu, obat atau minum. Tapi sudah beberapa waktu ini, aku sudah tidak bisa
lagi menikmati semua itu. Tidak tahu, apakah karena rasa sakit di kepala yang
semakin sering datang menjenguk, sehingga membuatku semakin susah untuk
berkonsentrasi pada satu hal. Atau karena ada sebab lain,
yang aku belum tahu. Aku tak tahu.
Aku juga sudah tidak bisa lagi menikmati hubungan
seksual dengan Sophie, istriku tercinta yang sudah melahirkan anakku, perempuan
kedua yang tercantik dalam hidupku, Bean. Kalaupun aku melakukannya dengan
Sophie, aku hanya berusaha untuk memuaskannya. Sedang untukku sendiri, kadang
aku harus bermasturbasi! Seperti ketika aku masturbasi dan membiarkan spermaku
ikut memberi warna dalam lukisan yang sedang kukerjakan, dulu.
^^
Mungkin ini sudah waktunya, aku harus mengakhiri
semuanya. Di saat rasa sakit di kepala yang kuderita semakin terasa
menyesakkan. Di saat beban yang ada semakin tidak tertanggungkan. Di saat semua
tekanan yang ada semakin membuatku merasa tidak nyaman.
Mungkin memang sudah waktunya untukku mengakhiri
semuanya. Sekali lagi, mengakhiri semuanya. Hari ini adalah hari ulang tahunku
yang ke 27. Seperti keinginanku sejak dulu, aku tak ingin hidup lagi selebihnya
dari 27 tahun. Dan karena Tuhan tidak segera memanggilku, maka aku memutuskan
untuk menghadap langsung saja padanya, dengan harapan nanti di sana aku akan
dapat bertemu dengan pahlawan-pahlawan masa kecilku yang sudah lebih dulu
pergi.
“Sophie istriku, apapun yang terjadi aku tetap dan
akan selalu mencintaimu. Maafkan atas semua kesalahan yang telah kulakukan
padamu. Terima kasih telah mau menemaniku di saat baik maupun buruk. Terima
kasih juga telah memberiku hadiah termanis, Bean, anak kita. Kumohon tetaplah
hidup, untuknya, untuk hidupnya yang lebih baik tanpa aku. Dan sampaikan
padanya, aku bangga dan sayang padanya. Juga sampaikan maafku karena tidak bisa
mengantarkannya beranjak dewasa. Sampai ketemu lagi di kehidupan yang akan
datang. Aku cinta padamu. Aku cinta kalian”.
“Untuk semua teman-teman, terima kasih atas semua
dukungan dan bantuannya. Terima kasih atas semua cinta dan simpatinya. Ingat, lebih baik terbakar habis daripada memudar!"
^^
....Kurdt, Gitaris dan Vokalis Nirvana ditemukan
tewas di sebuah kamar dengan kepala pecah tertembak pistol Remington M-11 pada
hari ulang tahunnya yang ke 27. Diduga Kurdt tewas bunuh diri dengan cara
menembakkan pistol ke dalam mulutnya sendiri. Bersama tubuhnya ditemukan pula
Aspirin, Jack Daniels, sebungkus Marlboro yang masih tersisa 3 batang, secarik
kertas berisi tulisan yang diduga sebagai surat dan sebuah pistol ....
Terdengar
suara seorang reporter dari sebuah stasiun televisi yang membacakan sebuah
berita tentang kematian salah seorang personel band Nirvana.
Televisi
kumatikan, segera kugendong Bean dan kubawa dia ke mobil di mana Sophie sudah
menunggu. Hari ini adalah hari ulang tahun Fla yang ke 3. Dan kami akan ke
Disneyland.[]
Catatan:
1) Lirik lagu “The End” The Doors.
2) Salah satu album masterpiece Nirvana
3) Satu baris kata puisi Chairil Anwar
No comments:
Post a Comment