28.12.20

Wajan

Kehidupan kami seperti wajan di atas

tungku, panas dan berjelaga.

[Ngasem, 27/12/2020]


google.com


Di Dalam Rumah

Mengapa harus di dalam rumah, takkah kaulihat awan putih di langit memanggilmu, untuk datang dan bercengkrama sembari mengisap cerutu dan aroma kopi?

Burung yang terbang tidak sendirian, dibawa serta segala cerita tentang kepedihan dan kesenangan, untuk kelak digantungkan di dinding ruang, menjadi penanda bahwa hidup tidak melulu hanya tentang ditinggalkan.

Dan pohonpohon hijau dengan indahnya, berbagi kesegaran kepada seluruh semesta, untuk menjadi nafas bagi kebangkitanmu, setelah didera perih yang tak terperikan selama ratusan tahun lamanya.

Kenapa masih di dalam rumah, setiap kehangatan yang tercipta di luar sana adalah berkat untukmu dan orang di sekelilingmu, ambil-raup dan bagikan kepadanya yang selama ini mengisi seluruh ruang di hatimu

Gambar oleh Free-Photos dari Pixabay


25.12.20

Tuhan Suka Menumbuhkan

Gambar oleh Ćukasz Siwy dari Pixabay

Setiap hari ada orang yang mati di kota kami. angin subuh membawa warta itu ke seluruh pelosok: ke relungrelung hati, ke ruangruang sunyi, lalu setiap orang akan merabai diri: sedekat apakah jarak maut dengan nadi.

Tapi Tuhan sungguh baik, dia suka menumbuhkan. diberinya kami musim yang bagus untuk menyemai benih: melahirkan bayibayi. hingga kami tak perlu begitu meratapi apa yang telah pergi dari diri.

Dan bungabunga akan terus bermekaran sepanjang hari, menebarkan semua wangi pada tubuhnya untuk dapat dihirupi, meski sebagian ada yang akan pergi untuk menjadi semacam kenangan yang patut disimpan di dalam hati.

19.12.20

Usia

Usia seperti hantu dari masa lalu yang mengejar-kejar, memaksa untuk terus berlari atau sembunyi, segala usaha ditempuh untuk memperlebar senjang kepada penuaan: siapa yang tidak ingin terlihat cantik di peti mati nanti?

Segala penawaran yang tersebar melalui brosur dan iklan di televisi sudah lama dicoba, beberapa ada yang berhasil tapi banyak yang gagal. tak apa terus mencoba, tak ada salahnya menjadi kelinci yang terus berada dalam labirin.

Semua demi pengharapan bahwa kelak kulit muka akan tampak seperti belasan tanpa ada kerutan dan flek di wajah. segala hal kemudian terlihat menjadi mudah, semudah melambaikan tangan ketika ada yang tengadah meminta sedekah.

Tapi, apa yang diharapkan kemudian menjadi tidak terwujudkan. sebab perangkap telah dipersiapkan untuk memenjarakan kita di dalam ruang hampa: tumbuh renta dan kesepian.

Gambar oleh Gerd Altmann dari Pixabay



17.12.20

Dukalukakota

Gambar oleh ntnvnc dari Pixabay
Gambar oleh ntnvnc dari Pixabay


Orangorang menjadi tak mengenal lagi mata yang berbicara pun sulit diartikan siapa sembunyi di sebalik penutup muka? Tak ada lagi bioskop untuk menonton sinema pun tiada denting cangkir di kafetaria hanya kreak plastik yang beranjak pulang Kota ini menyimpan banyak duka terlalu banyak kemurungan di setiap sudutnya Jarak yang ada menjadi semakin jauh semakin tinggi tembok diri dibangun benteng angkuh berlapislapis Kepala penuh berisi segala prasangka dunia berjalan dengan rasa curiga kau atau aku yang menjadi penyebabnya Kota ini menyimpan banyak luka terlalu banyak kemalangan di setiap tubuhnya